Kamis, 10 Januari 2013

Tugas Interaksi Obat Kelompok VII Farmasi Klinis 2009 USU (Revisi)


INTERAKSI FARMAKODINAMIK OBAT ANTI HIPERTENSI

Kelompok VII
Winda Karnelia Putri
Yusuf Abdul Bahri
Siska Br Sembiring
Mirna Lisna
Dwi Astuti Permana Sari

I.    Pendahuluan
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat), sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat (Anonim a, 2011).
            Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama (Anonim a, 2011)

II.    Pengertian
            Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama (Anonim a, 2011).
Ada tiga jenis interaksi obat, yaitu interaksi farmasetis, farmakokinetik, dan farmakodinamik (Dalimunte A., 2009).
1.      Interaksi Farmasetis
Interaksi farmasetis adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada saat obat diformulasikan / disiapkan sebelum obat digunakan oleh penderita. Misalnya interaksi  antara obat dan larutan infus IV yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.
2.      Interaksi Farmakokinetik
Pada interaksi ini obat mengalami perubahan pada proses absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi yang disebabkan karena adanya obat atau senyawa lain.
3.      Interaksi Farmakodinamik
Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja fisiologis obat lain. Kemungkinan yang dapat terjadi :
1)      Obat-obat tersebut menghasilkan kerja yang sama pada satu organ (sinergisme).
2)      Obat-obat tersebut kerjanya saling bertentangan ( antagonisme ).
3)      Obat-obat tersebut bekerja independen pada dua tempat terpisah.

Interaksi yang kerap terjadi biasanya adalah interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Farmakodinamik dapat diartikan efek obat terhadap tubuh sedangkan farmakokinetik adalah nasib obat dalam tubuh. Contoh interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara 2 atau lebih obat yang mengakibatkan adanya kompetensi dalam pendudukan reseptor sehingga meniadakan salah satu efek dari obat yang digunakan. Sedangkan contoh dari interaksi farmakokinetik adalah interaksi 2 obat atau lebih yang mengakibatkan obat tertentu cepat dibuang dalam tubuh atau lambat dibuang dalam tubuh, akibatnya waktu paruh obat menjadi berbeda dari biasanya.
Akibat dari interaksi obat :
a.       Efek Sinergis : 1 + 1 = 10
Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga memberikan efek yang berlipat ganda.
b.      Efek Antagonis : 1 + 1 = 1
Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga memberikan efek meniadakan salah satu dari efek obat.
c.       Efek Additif : 1 + 1 = 2
Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga memberikan efek ganda.

Dalam menyikapi interaksi obat ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah cara pencegahan terjadinya interaksi dengan “memainkan” waktu pemberian obat, misal Obat A diberikan pada jam 8 dan obat B diberikan pada jam 12. Ada juga teknik-teknik lain untuk menghindarinya, yaitu dengan meningkatkan / menurunkan dosis pemberian obat ketika waktu pemberian obat tidak dapat diubah. Misal dosis obat A dapat dinetralkan oleh obat B jika digunakan bersamaan, maka dosis obat A diberikan berlebih (Perdana, 2011).

III.    Pembagian Obat-obatan
Hipertensi termasuk kedalam 10 besar penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia .Selain faktor internal seperti sejarah keluarga, hipertensi juga dipicu oleh faktor eksternal seperti gaya hidup yang cenderung lebih dominan seperti merokok, dan obesitas.
Contoh obat-obat anti hipertensi antara lain:
Golongan
Obat
β-blocker
β12
β1
Propanolol
Nadolol
Pindolol
Timolol
Labetolol
Oxyprenolol
Carvedilol
Atenolol
Metoprolol
Acebutolol
Betaxolol
ACEIs
Captopril
Enalapril
Lisinopril
Diuretics
Manitol
Asetozolamida
Furosemide
Tiazida
Spironolakton
Triamterene
CaCB
Verapamil
Dialtiazem
Nifedipine
Amlodipine
Felodipine
α-adrenergic agonists
Clonidine
Guanabenz
Methyldopa
Guanfancine
α-adrenergic antagonists
Prazosin
Teterazosin
Doxazosin
Angiotensin reseptor bloker
Cargdesertan
Eprosartan
Losartan
valsartan
Vasodilator lain
Diazoxide
Hydralazine
Natrium nitroprusside

IV.    Mekanisme Kerja
·         β-blocker : Menurunkan Heart Rate dan menurunkan kontraksi jantung
·         ACEIs : Relaksasi otot polos vaskuler, vasodilator langsung
·         Diuretics : Menurunkan volume darah dengan meningkatkan pengeluaran air dari tubuh
·         CaCB : Relaksasi otot polos vaskuler
·         α-adrenergic agonists : Menstimulasi SSP
·         α-adrenergic antagonists : Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh darah
·   Angiotensin reseptor bloker  : Memblok reseptor angiotensinogen II sehingga menghalangi pembentukan aldosteron
·         Vasodilator lain : Vasodilatasi pembuluh darah

V.    Tabel Interaksi Obat
No.
Nama Obat A
Mekanisme Obat A
Nama Obat B
Mekanisme Obat B
Interaksi yang terjadi
1
Nifedipin
Menghambat kanal kalsium
Eritromisin
Menginhibisi enzim
Efek aditif pada denyut jantung
2
Verapamil
Menghambat kanal kalsium
Rifampisin
Menginduksi enzim
Efek aditif kadar verapamil
3
Kaptopril
 Menghambat enzim konversi yang memutuskan ikatan peptidildipeptida pada angiotensin I sehingga tidak terbentuk angiotensin II
Digoksin
Meningkatkan kontraksi miokardium
Efek aditif hipotensi
4
Propanolol
Menghambat reseptor adrenergik β
Digoksin
Meningkatkan kontraksi miokardium
Efek aditif hipotensi
5
Kaptopril
Menghambat enzim konversi yang memutuskan ikatan peptidildipeptida pada angiotensin I sehingga tidak terbentuk angiotensin II
Asetosal
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat enzim siklooksigenase
Efek aditif hipertensi
6
Furosemid
Menghambat pengeluaran elektrolit Na, K, Ca pada lengkung Henle
Asetaminofen
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat enzim siklooksigenase
Efek aditif hipertensi
7
Furosemid
Menghambat pengeluaran elektrolit Na, K, Ca pada lengkung Henle
Celecoxib
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat C0X2
Efek aditif gagal jantung
8
Furosemid
Meningkatkan insiden nekrosis tubuler, sehingga terjadi penurunan klirens dan peningkatan kadar plasma cefaloridin
Cefaloridin
Menghambat pertumbuhan bakteri, dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba
Efek aditif nefrotoksisitas
9
Digitalis
Meningkatkan kontraksi miokardium
Susu
Mengurangi absorpsi obat & meningkatkan terbuangnya K.
Efek aditif ekskresi digitalis
10
Propanolol
Menghambat reseptor adrenergik β
Makanan berdaging
Meningkatkan efek obat dan dapat menyebabkan rendahnya TD.
Efek aditif hipotensi

VI.    Contoh Obat di Pasaran
Beta-blockers
Thiazide-type diuretic
  • Acebutolol (eg, Sectral)
  • Atenolol* (eg, Tenormin)
  • Betaxolol (Kerlone)
  • Bisoprolol (Zebeta)
  • Carteolol (Cartrol)
  • Esmolol (Brevibloc)
  • Metoprolol (eg, Lopressor)
  • Nadolol (eg, Corgard)
  • Penbutolol (Levatol)
  • Pindolol* (eg, Visken)
  • Propranolol* (eg, Inderal)
  • Sotalol (eg, Betapace)
  • Timolol (eg, Blocadren)
  • Bendroflumethiazide* (Naturetin)
  • Chlorothiazide (eg, Diuril)
  • Chlorthalidone* (eg, Hygroton)
  • Hydrochlorothiazide*(eg, HydroDiuril)
  • Hydroflumethiazide
  • Indapamide (eg, Lozol)
  • Methyclothiazide(eg, Enduron)
  • Metolazone* (eg, Mykrox)
  • Polythiazide
  • Trichlormethiazide(eg, Naqua)

Loop Diuretic
  • Bumetanide* (eg, Bumex)
  • Ethacrynic Acid (Edecrin)
  • Furosemide* (eg, Lasix)
  • Torsemide (Demadex)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar